Salam Bikers

Selamat datang di web BKM, Nikmati kemudahan berbelanja bersama kami!.

Perkenankanlah kami - Toko BKM Racing & Variation yg Berlokasi di Jl.Terusan Bojongsoang-Cikarees No.6 Baleendah-Bandung
Phone: 022-88882630, melayani Penjualan Helm, Velg Racing, Ban, Variasi Motor dalam dan luar kota.

Salam bikers tanah air, web ini saya buat untuk Bros & Sis untuk berbagi informasi tentang Helm, Variasi & Racing, Tips Modifikasi, kepada pecinta otomotife roda dua.

Note: Harga di BKM masih bisa di nego.

Monday, August 31, 2009

Yamaha Mio Cover Skywave

Pemilik Yamaha Mio Sporty bernama Zona Jember – karena asalnya dari Jember - ini memang ingin tampil beda. Upayanya dilakukan dengan mencomot cover depan Suzuki Skywave 125 lengkap berikut lampu. Pantas jika hasil modif ini disebut gelombang angkasa yang diambil dari arti Skywave.

Kemudian Zona menggandeng Didik dari Difa Modified (DM) untuk memenuhi ambisinya. “Aku pengin motor diubah gaya racing look tapi jangan meniru yang sudah ada,” papar Zona berfilosofi.

Pas memang memilih lampu Skywave. Selain belum pernah dibikin pelaku customized, juga dianggap tidak norak. Lampu Skywave 125 yang dua mata itu juga identik sama moge Yamaha R1.

Didik tidak hanya main sekwilda alias sekitar wilayah dada. Dia juga mulai menyentuh pantat yang awalnya dianggap kurang bohay atau kurang nungging. Makanya dibikin lebih sporty lewat operasi yang bukan operasi plastik. Melainkan operasi fiberglass.

Untuk bagian belakang Didik mengusung jok single seater ala pacuan MotoGP, guna mengejar kesan racing. Meski berkesan sporty, modifikator satu ini juga menambahkan lampu belakang yang ditanam pada bodi belakang. Sehingga tetap mengutamakan safety.

Aroma racing di pantat pun bertambah kental dengan menggusur knalpot standar dipindah ke bawah atau kolong seperti di MotoGP. Selain di undertail, juga ada di kolong. Ini hanya akal-akalan lantaran di pantat sudah ada lampu dan memaksa pipa buang tidak bisa model undertail.

Gaya knalpot macam ini sebenarnya tidak hanya ada di balap MotoGP. Di moge (motor gede) juga banyak yang menerapkan. "Tapi aslinya saya meniru knalpot milik Vespa," kekeh Didik.

Dari dada dan pantat, Didik meraba kaki. Satu set pelek Ride It dan empat cakram Kawasaki Ninja turut mengawal bagian pengereman.

Pemasangan cakram belakang dibarengi pemilihan lengan ayun. Sehingga jadi berfungsi ganda. Tidak hanya sebagai pegangan kaliper rem. Melainkan juga sebagai stabiliser atau penahan roda.

Lengan ini lumayan jitu mengatasi gejala miring ke kanan lantaran as roda Mio hanya ditumpu dari sebelah kiri. Buat skubek versi racing, penambahan lengan ini bisa dikatakan fungsi sekaligus safety.

Untuk bagian atas kaki depan, ada setang bawaan pabrik yang masih tertutup. Kini sudah diganti model terbuka. Dipasang satu set setang berikut segitiga dari Yamaha X1R versi Thailand.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : ND Rubber 1,20x80
Ban belakang : ND Rubber 1,40x80
Teromol depan : Ninja
Sok belakang : Showa
Cutting stiker : By Roja Cut
Difa Modified : 0813-3672-3900

Kaca Helm Berkabut Saat Hujan

Coba perhatikan pengendara motor kala melesat di tengah hujan, tak sedikit yang membuka kaca helm (visor). Bukan pernafasan terganggu, melainkan kacanya berembun (foging). Gangguan itu datang menghinggap lantaran kualitas pelindung kepala yang di bawah standar sehingga, ”Suhu udara di dalam dan di luar helm berbeda. Akhirnya, kondisi ini menyebabkan visor berembun,” jelas Agus Hermawan, owner Juragan Helm di Cengkareng, Jakarta Barat.
Ada cara singkat melenyapkan kabut, dan itu bisa dilakukan sambil jalan, yakni buka separuh kacanya. Hanya, ada konsekuensi yang harus diterima. Muka jadi tidak bersih alias basah dan ujung-ujungnya bisa masuk angin.
Kerugian lain, pading helm basah, apalagi sulit mendapatkan sinar matahari untuk menjemurnya, bikin apek. Agar di jalan tetap enjoy tanpa harus buka kaca saat hujan, ada part helm anti-kabut, dan ini dibuat dalam beberapa model, yakni yang 'sistem' dan 'stok'. ”Saat ini yang diminati model fog city dan pin lock,” jelas Agus.
Keduanya dibilang sistem karena merupakan lapisan layer yang ditempel pada visor bagian dalam. Kemampuannya dalam mengatasi embun bisa maksimal, malah menurut Agus bisa sampai 100 persen karena buatan luar.
Pantas bila keduanya mempunyai harga antara Rp 300.000 dan Rp 450.000-an. Saat membeli ada yang harus diperhatikan, keperuntukkannya. Jangan sampai terpilih untuk anti-gores (anti-scratch) yang dipasangnya pada bagian luar kaca.
Kalau helm branded, itu biasanya sudah dilengkapi anti-kabut. Namun, kemampuan menghilangkan kabut cukup terbatas. Untuk meningkatkannya, Bro & Sis bisa pakai model stok, yaitu berupa cairan yang dilapisi pada visor bagian dalam. Nah, kondisinya sedikit riskan jika Anda membersihkan visor di saat kotor. Salah perlakuan, anti-kabut bisa hilang.
Namun, helm branded biasanya sudah dilengkapi part sirkulasi. Misalnya pada helm merek Arai atau Spark, keduanya memiliki ventilasi tambahan. Tidak berpengaruh langsung, memang, karena efeknya sedikit sekali. Sirkulasi udaranya justru ke kepala.
Untuk menjaga anti-fog bekerja baik, perhatikan kawat ram dengan kisi rapat. Fungsinya mencegah kotoran tidak masuk. Makanya, sesekali bersihkan dengan sikat gigi, terutama sirkulasi di depan atau chinvent yang bisa menghilangkan kabut.

Sunday, August 30, 2009

Jupi-MX Dengan Bodi Plat

Seumpama merek dan lambang garputala dihapus, yakin Bro & Sis pasti nggak bisa menebak motor apa ini. Dari depan, tampilannya mirip belalang. Sebagai clue, Yamaha Jupiter MX135LC keluaran 2007 ini dilengkapi komponen dari dua merek kompetitornya. Trus, sebagian yang menutupi bodi bukan dari bahan fiberglass.
Urusan memodifikasi, seperti motor ini, memang jarang mengandalkan bahan fiberglass, layaknya digunakan pemodifikator.
Termasuk MX 135 LC milik A Liong ini menggunakan bahan pelat setelab 0,4 mm. Tak heran, pembuatan bodi tak banyak tekukan yang tingkat kesulitannya tinggi. Lebih didominasi garis lurus, missal desain jok dan cover bodi belakang.
Menekuk atau membuat bodi pelat penuh lekukan lebih sulit ketimbang patah-patah seperti pada MX 135LC ini. Lagi pula, tidak semua dibuat dari pelat. Seperti bagian tengah atau atas underbone masih mempertahankan cover aslinya. “Cuma dilapisi karbon supaya terkesan sporty.
Kaki-kaki, seperti bagian belakang mengadopsi dari Honda Tiger. “Masih jarang yang mengaplikasi punya Tiger ke bebek Yamaha,” tegas A Liong. Maksud jarang lantaran bentuk swing arm besar, tentu ada bagian yang harus dibubut, terutama dekat monosok.
Pengerjaan sudah rapi, sayang desain sepatbor kurang pas dengan ukuran roda yang besar. Kesannya masih kedodoran. Selain kaki-kaki, lampu depan juga dicomot dari merek lain, Honda Vario. “Tapi di custom lagi pada bagian rumah lampu supaya membingungkan,” jelas pria yang suka mengoleksi majalah Jepang ini.

Friday, August 28, 2009

Thursday, August 27, 2009

Modifikasi Jupiter-MX

IDENTITAS motor ini sudah tidak ada sama sekali. Kalau melirik ke lengan ayun belakang, Anda pasti menduga Honda NSR 150. Ternyata, tebakan Anda keliru, yang benar Yamaha Jupiter MX 135LC 2005 karya Yustinus dari Insan Motor. Penggarapannya memakan waktu setahun. “Semuanya biar puas karena karya ini Enggak boleh sembarang,” komentar Iyus, sapaan akrab Yustinus.

Kesempurnaan garapan Iyus tampak pada kaki-kaki yang mengaplikasi pro-arm. Memang, tidak sembarangan pasang. "Kalau tinggal pasang, bentuk motor jadi aneh lantaran wheelbase panjang banget," ceritanya.

Posisi roda belakang yang terlalu mundur tentunya tidak pas dengan tampilan MX yang diselimuti fairing. Selain itu, Iyus mempertahankan jarak sumbu roda dengan alasan handling harus tetap nyaman sekalipun bobot sudah bertambah akibat fiber.

Solusinya, pro-arm yang memakai punya Honda NSR 150 SP dikalahkan dengan sedikit pemotongan di bagian depan sepanjang 4 cm. "Supaya posisinya lebih mantap alias paten, maka as dibuat double kemudian dilas mati," katanya sambil memperlihatkan posisi as yang berdekatan sama bagian bawah monosok. Alasan keamanan merupakan hal utama yang membuatnya melakukan teknik seperti ini, cerita modifikator cadel itu.

"Jangan asal pasang limbah moge, dimensinya harus diperhatikan," terang pria berkacamata ini lebih lanjut. Untuk aplikasi bodi sebesar ini memang upside down Aprilia RS125 paling ideal. "Diameter tabung sekitar 54 mm cocok dengan ukuran motor," ungkap Iyus.

Dengan kombinasi kaki-kaki seperti ini, juragan bengkel yang asli Jawa Timur ini akhirnya bisa mengirim motor ke Samarinda tempat si empunya. "Lega kalau motor dah bisa terkirim, pasti bakal bikin heboh di sana," kata pria ramah ini.




Baret Kaca Helm

MEMBESUT motor di kala hujan akan berakibat banyaknya residu, berupa kotoran akibat cipratan air dan lumpur, menempel di permukaan helm. Bila kotoran itu lebih dulu mengering, jangan gegabah untuk mengelap kaca mika helm dengan kain atau lap kulit.

Meskipun lap kulit dalam kondisi basah, efeknya sudah jelas, debu dan kerikil halus yang menempel di permukaan mika akan ikut terseret kain dan menimbulkan baret halus. “Kalau sudah baret berdampak cahaya lampu dari kendaraan di depan akan membias dan membuat mata silau,” tutur Freddy, spesialis body repair dan custom paint di daerah Tanah Kusir, Jaksel.

Tapi tenang bila baret halus sudah ngendon di permukaan kaca helm atau windshield. Ada kiat jitu bisa ditiru bos New Face ini. Siapkan saja ampelas paling halus (2200CW), sabun cair atau sampo rambut, kain lap katun, dan obat poles white compound.

Buka kaca mika helm dari rumahnya demi memudahkan pengerjaan. Lalu cuci pakai air sabun agar sisa kotoran bisa lepas. Gunakan jari tangan yang sudah bercampur busa sabun untuk menghalau kotoran. Maksudnya agar baret tak bertambah.

Permukaan mika yang masih basah lantas diampelas secara perlahan sambil diguyur air sabun. Lakukan tahap ini dengan saksama dan pastikan air sabun terus mengguyur bagian mika yang sedang diampelas. “Mulai dari bagian pojok dulu (dekat engsel) untuk memastikan bahan mika tahan diampelas.

Permukaan mika yang menjadi kusam akibat diampelas kemudian dikeringkan. Lalu gosok (memoles) bagian kusam tadi dengan white rubber compound. “Gunakan media seperti kain katun halus yang biasa dipakai untuk lap kaca mata,” jelas pria yang sudah mempraktikkan di helm Shoei kesayangannya.

Lakukan pemolesan dengan gerakan yang lembut sampai kompon lembut berwarna putih ini berangsur hilang. “Bila perlu lakukan berulang kali sampai baret halus tadi tidak nampak lagi di atas permukaan mika,” jelas pembesut Honda Vario custom ini.

Bila pada bagian pojok sukses, berarti mika kaca helm tahan terhadap gosokan yang berarti bisa dilanjut hingga ke tengah mika helm. Lakukan hal yang sama untuk semua bagian sampai permukaan mika terlihat bening lagi. Cara ini bisa juga dilakukan untuk menghilangkan baret halus pada windshield dan bodi.

Wednesday, August 26, 2009

Yamaha Nouvo Baby R1

Repot memang kalau sudah jatuh hati. Tapi, suatu keberanian yang luar biasa justru muncul dari situ. Contohnya, seperti dialami Dodi Hardianto dari Bandung yang kepincut sama moge (motor gede) turing.

Yamaha Nouvo 2006 miliknya pun jadi sasaran operasi perombakan wajah dan bentuk. Tinggal menyisakan mesin yang masih dipakai, "Sedang seluruh rangka dibuat dari pipa 3/4 inci," ungkap sang pemodifikator Dadan A.R dari bengkel Matic Project (MP) Cimahi, Jawa Barat.

Dadan yang mengubah bentuk Nouvo dari skutik menjadi model sport moge, bukan pekerjaan gampang. Apalagi model yang menjadi contoh baby R1 yang masih dari keluarga Yamaha.

Tantangannya, harmonisasi antara lampu dan fairing. Seperti lampu, Dadan dkk masih mempertahankan standar Nouvo Z sebagai identitas aslinya. Meski didesain ulang dengan banyak sudut untuk menyesuaikan dengan bodi. Agar tambah sporty ditambah visor layaknya moge.

"Kalau mengikuti model R1 kan pakai fairing dan pada Nouvo tak bisa diwujudkan lantaran mentok di lampu saat belok," sebut Dadan. Sangat tidak mungkin posisi lampu dimajukan membuat harmonisasinya tambah jelek.

Selain itu, jarak sumbu roda asli, kata Dadan, tetap dipertahankan agar handling enak. Mengingat motor ini dipaskai harian.

Untuk bodi terpaksa tanpa fairing layaknya moge 1.000 cc milik garputala. Supaya kesan sporty lebih mencolok, maka desainnya serbaruncing. Seperti tangki yang bagian luarnya dikondomi fiber.

Kemudian lihat bagian buritan, meski sempat bingung pemakaian lampunya, akhirnya teratasi dengan punya Bajaj Pulsar. Terakhir soal radiator, Dadan menyiasatinya pakai punya Suzuki Kariumun, sehingga enggak ada bagian yang kosong.



Saturday, August 22, 2009

Variasi





Ganti Rangka dan Mesin

Semua spare-parts motor bisa diganti kapan dan di mana saja, jika mau. Tapi khusus rangka dan crankcase alias bak mesin, ada prosedur khusus. “Sebab, di part itu ada nomor regristasi motor, yaitu nomor mesin dan nomor sasis,” jelas Reiner Sitorus, Senior Manajer Spare Parts & Service Department, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Kasus ganti frame dan mesin memang langka. Tapi bukan tak mustahil terjadi. Bisa terjadi jika mengalami kecelakaan yang berakibat rangka dan mesin ancur. Atau akibat kesalahan pabrik. “Kalau kecelakaan, diurus departemen servis. Tapi jika karena cacat produk, bisa ke divisi spare-parts,” bilang Reiner lagi.
Nah, menurut Reiner yang berkacamata itu, apapun kasusnya, pembelian kedua komponen ini cuma bisa dilakukan di bengkel, atau diler resmi motor bersangkutan. Prosedurnya, “Tidak perlu harus ke polisi dulu. Cukup bawa surat yang menunjukkan bukti kepemilikan, yaitu, BPKB, STNK, KTP. Selain itu harus bawa bagian potongan sasis atau mesin yang ada nomor registrasinya,” urai halak kita berpenampilan necis itu.

Nantinya, oleh diler atau bengkel resmi, semua bukti tadi akan dicopy dan potongan komponen diserahkan ke pabrik. Pabrik lah yang siapkan komponen barunya sekaligus bikin nomor registrasi sesuai aslinya. Tentunya dengan tipe, ukuran angka dan huruf sesuai model dan tahun keluaran motor. “Biasanya proses ini paling lambat makan waktu seminggu. Jadi konsumen cukup mengambil dari diler atau bengkel tempat ia memesan,” tutup Reiner.

Gampang, kan!

Friday, August 21, 2009

Tips Hindari Pencurian

Awas! Skubek kini jadi incaran maling. Tapi, nggak perlu khawatir, ada solusi simpel yang bisa diterapkan. Sudah dua motor mengaplikasi trik ini supaya aman dari tangan jahat. Di antaranya Honda Vario dan Yamaha Mio. “Ini pengalaman setelah Varioku dicuri maling di dekat rumah,” bilang Hentifitranto alias Anto, warga Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Pribahasa bilang, pengalaman adalah guru yang paling berharga. Anto yang juga overheatlangganan jadi MC di hajatan bikers, mengakali CDI Vario supaya bisa lepas-pasang. “Udah digembok dan CDI dilepas, pastinya maling jadi kerja keras. He…he…he………he……he……,” seloroh Anto yang berkacamata itu.
Garapan Anto bikin CDI lepas-pasang simpel. Cukup memindahkan posisi CDI ke bagasi. Kalau dari bagian depan motor, posisi asli CDI Vario di cover bodi sebelah kiri. Memindahkan peranti pengatur timing pengapian Vario ini tinggal bikin coakan di sisi kiri bagasi. Gunakan pisau tuner supaya gampang melubangi bagasi (gbr. 1).
Supaya nggak makan waktu, coakan di bagasi Vario lebih bagus seukuran kepala soket yang nyambung ke CDI. Jadi, kepala soket bisa muat masuk ke lubang yang sudah dibuat (gbr. 2). Lalu, silakan tempatkan CDI di bagasi. Tinggal cabut CDI kalau mau parkir lama.

Modifikasi Scorpio 2004

Sektor kaki-kaki jadi fokus perhatian saat melihat Yamaha Scorpio 2004 ini. Untuk lengan ayun aja menggunakan limbah Honda VFR 800. Pro arm ini merupakan lengan ayun tunggal berdimensi terbesar hingga saat ini.

"Sengaja saya pakaikan itu supaya tampilan menjadi sangat ekstrem. Apalagi pelek VFR juga sangat lebar," kata Agus Salim, pemilik sekaligus yang jadi builder. Untuk telapak pelek di roda belakang aja, lebar lingkar roda itu sudah mencapai 6 inci. Sedang depan 3,5 inci. Agar terlihat menyolok sebagai item yang paling dijagokan, maka palang pelek belakang diberi kelir merah. "Biar orang makin ngeh dengan adanya barang langka ini," bangga Agus.

Tentu saja untuk memasangnya ke rangka Scorpio tidaklah semudah membalikan telapak tangan. "Kesulitannya saat memasangkan bagian depan arm ke rangka. Lebar arm yang 29 cm jauh melebihi tempat yang bisa dijejalkan ke Scorpio, sehingga bagian rangka dibuat lebih ngangkang," lanjut ayah satu anak ini.

Jurus unik dilakukan dalam pemasangan sok belakang. Jika biasanya monosok itu berdiri atau vertikal, Agus membuatnya rebah dan diposisikan di bawah mesin. Monosok ini pakai punya Yamaha R1. "Hanya sekadar eksperimen yang pasti bikin penasaran orang," lanjut pria yang juga karyawan perusahaan kayu ini.

"Awalnya sempat ingin pakai sok VFR tapi terlalu panjang dan terlihat aneh," beber pemilik bengkel Sukses Motor yang bermarkas di Jl. Siam, No. 138, Pontianak ini. Selain masalah ukuran, milik R1 ini juga punya keunggulan di soal daya redam yang lebih empuk karena gas nitrogen.

Selain itu punya R1 ada beberapa tingkat penyetelan setinggan kekerasannya. Tapi saat monosok rebah ini baru dipakai jalan 6 km terjadi masalah serius. Pegangan bagian atas atau depan patah. "Untung gak celaka," kenang pria ramah ini.

Karena beban kerjanya terlalu berat, breket bagian depan sempat patah. "Untuk menahan kerjanya, braket depan itu harus menggunakan pipa padat, bukan kosong," lanjut pria yang juga aktif di komunitas Kawasaki Ninja, Pontianak ini. Awalnya doi hanya pakai pipa kosong biasa. Akhirnya digunakan besi padat ukuran 3/4 inci dan terbukti kuat dibawa jalan.

Sementara itu untuk kaki depan, Agus menggunakan sok depan komplet segitiga dan setang cabutan dari Suzuki Hayabusa 1.300. "Karena dimensi, selain itu bentuk setang juga sporty banget," lanjutnya. Dengan begitu diyakini bisa mengimbangi komponen yang serba besar di bagian kaki belakang tadi.
Pada bagian mesin tidak dilakukan ubahan berarti. Alasan pemasangan oil cooler yang cabutan dari Yamaha XJR lebih karena tujuan fashion semata. "Supaya bagian di sekitar mesin juga terlihat besar dan penuh," tambah pria yang juga pedege limbah moge ini.

Begitu juga halnya pemilihan karburator PWK 38 dari KTM 400. "Sebab jeroan mesin sendiri masih standar, jadi ya buat tampilan aja deh," kekehnya malu-malu.

Bodi pun enggak kalah heboh dengan airbrush lidah api dari Tomi Airbrush. Sedangkan jok single sitternya merupakan variasi Ninja 250R.

LAMPU MENGODA
Di bagian kaki semuanya serba besar ditambah hebohnya airbrush api. Nah, untuk membuat bagian depan ada yang cukup menggoda, dipasang head lamp unik dengan menggunakan lampu LED. Modelnya sendiri mengambil inspirasi dari lampu variasi Suzuki Hayabusa.

"Ada sekitar 80 lampu LED yang ditanam di papan PCB, dengan tampilan begini bodi dan kaki sangar tapi matanya genit," cuap Agus.

Sinar dari lampu sebanyak itu diyakini sudah cukup untuk menembus malam. Begitu juga halnya untuk lampu belakang. Dengan desain sipit dan LED diyakini sudah cukup memberi tanda jika dilakukan pengereman. Sayang baik di depan maupun belakang enggak ditemukan lampu sein, jadi unsur safety ridingnya masih kurang bro!



DATA MODIFIKASI

Pelek : Honda VFR 800
Ban depan : Michelin 120/60-17
Ban belakang : Michelin 190/55-17
Sok depan : Suzuki Hayabusa 1300
Sok belakang : Yamaha R1
Setang : Suzuki Hayabusa 1300
Karburator : PWK 38
Oil cooler : Yamaha XJR
Silencer : Kawasaki ZX7
Single sitter : Kawasaki Ninja 250R
Sukses Motor : 0812-5757-222

Sumber: Motor Plus

Thursday, August 20, 2009

Honda Tiger Kaya Inovasi

Fenomena Suzuki B-King memang sempat menarik minat banyak modifikator. Salah satunya Irfandi dari bengkel 2XP. “Tapi tentu saja enggak asal main jiplak. Karena sejumlah inovasi tetap coba dimainkan di garapan ini,” bangga Irfandi.

Langkah inovasi itu meliputi beberapa bagian. Mulai dari rangka sampai cover bodi. Misalnya untuk rangka, sistem knock down coba diterapkan. "Hal itu dimaksud supaya
jika nanti mau gonta-ganti konsep, tetap bisa dilakukan dengan mudah," terang builder akrab dipanggil Irfan itu lebih jauh.

Bagian yang bisa dibongkar-pasang tadi mulai tengah sampai belakang. "Saya gunakan sistem baut. Pakai ukuran 14 sebanyak tiga baut di bagian atas," lanjut pria kurus ini.

Bagian belakang juga menggunakan sambungan yang juga pakai baut. Pakai ukuran 12 dan ada sebanyak 2 baut.. Meski langkah ini diterapkan untuk rangka, tapi Irfan yakin di soal kekuatan. "Dipastikan enggak ada masalah," katanya dengan nada mantapnya.

Pada bagian bodi fiber juga ada sedikit hal yang nyeleneh. Itu bisa disaksikan di bagian shroud atau cover tangki kanan dan kiri. "Itu dibuat dari fiber dan sekaligus sebagai tempat dudukan sein depan," ungkapnya lagi. Lampu sendiri menggunakan copotan dari Honda Supra X 125. Makin sip setelah di smoke.

Pada kawasan sekitar tangki juga terlihat adanya semacam deltabox.
Padahal itu hanya variasi alias bukan sebagai bagian dari rangka layaknya deltabox. Itu memang variasi yang sering digunakan bikers Suzuki Thunder 125. "Aslinya sih dari aluminium tapi biar terlihat bagus setelah saya custom ulang dengan fiber," lanjut pria berambut pendek ini.
Langkah cerdik berikutnya dilakukan pada saat pembuatan sepatbor depan. "Karena motor ini enggak punya standar tengah maka saat ganti ban depan diusahakan semudah mungkin. Jangan sampai ribet saat harus buka sepatbor," cuap pria ramah ini. Karena itu dia sengaja membuat sepatbor yang juga gampang dibongkar pasang.
Caranya dengan sistem terpisah tiga bagian sehingga gampang dibuka. Ketiganya disatukan dengan baut cacing. Bagian tadi terdiri dari kiri, tengah dan kanan.
Tapi diakui kalau konstruksi demikian memiliki sedikit kelemahan. "Karena getaran ketika jalan maka kadang baut sepatbor gampang longgar," kekehnya malu-malu.

Secara ide dan estetika motor ini sangat enak dilihat, nyaris tanpa kekurangan. Apalagi jika seandainya aki dibuatkan semacam rumah atau cover. Pasalnya saat memperhatikan sisi kiri, kotak aki tadi sedikit mengganggu atau malah bisa dibilang sedikit merusak pemandangan!

SUSPENSI EMPUK

Langkah inovatif dilakukan Irfandi untuk membuat motor ini tetap enak ditunggangi. Custom pada sok belakang coba dilakukan. "Saya gabungkan antara sok MX dan Ninja 150," kata Ifan menerangkan. Bagian yang diambil dari MX adalah batang peredam kejutnya sedangkan dari Ninja pada bagian per nya.

"Berdasarkan yang punya motor ternyata sekarang suspensi jadi nyaman banget, berdasarkan pengalaman kalau komplit pakai punya MX malah menjadi keras," ungkapnya.

DATA MODIFIKASI

Pelek : Aprilia RS 125
Ban depan : Metzeler 110/60-17
Ban belakang : Metzeler 140/70-17
Sok depan : Aprilia RS 125
Sok belakang : Custom Jupiter MX & Ninja 150
Tangki : Custom
Setang : Custom
Lampu depan : Honda New Supra Fit
Sepatbor : Custom
Oil cooler : MotoR
Knalpot : Custom

Sumber: Motor Plus

Monday, August 17, 2009

EGO Kalahkan Akal Sehat

Kemarin terjadi kecelakaan menyebabkan seorang pengendara tewas di Jl. Merdeka, Tangerang. Di tempat dan waktu lain, kejadian serupa juga sering terjadi sebagai gambaran betapa bahayanya jalanan.

Faktor bahaya tentunya bukan cuma kecelakaan. Problem senggolan di jalan melahirkan konflik dan potensi bahaya.

Sering kita menyaksikan pengendara beradu argumen dengan pengendara lainya. “Nggak terima karena disenggol, pengendara naik pitam dan memukul. Jalanan gaduh dan situasi nyaris jadi tidak terkedali.

Seandainya sang rider berkepala dingin, tentunya pengendara lain akan negosiasi untuk mengganti ongkos kerusakan. Tapi jika sang bikers memukul, bukan tidak mungkin pengendara lain itu menuntut pasal penganiayaan dan meminta sejumlah uang atas nama hukum.

Kami menilai, bikers ini tak cerdas dalam menghadapi situasi alias berpikir pendek. Juga tidak menghitung dampak yang akan terjadi kelak.

Peristiwa lain diceritakan brother dari Manan Group Riders Community (MGRC), Indrawan Afriana. Ada seorang bikers naik taksi. Katakanlah argo menunjuk angka Rp 50.000 saat sampai tempat tujuan dan ia membayar sejumlah Rp 100.000.

“Karena tidak ada kembalian, sang supir menukarkan uangnya ke tempat lain. Pas akan membayar argo menunjukkan angka Rp 50.500. Sang bikers tidak menerima dan terjadi argumentasi,” jelas Indrawan.

Singkat cerita kejadian itu dilaporkan ke perusahaan taksi yang bersangkutan. Sang supir ada di pihak yang salah dan dipecat. Kacaunya sang bikers merasa bangga karena menang dan menghilangkan nafkah seseorang hanya karena uang Rp 500. Itukah kebanggaan sekaligus kecerdasan dalam menghadapi persoalan?

EGO KALAHKAH AKAL SEHAT...?

Cerdas ideal tentunya punya beberapa variabel. Yang jelas bikers harus bisa mengendalikan diri dan berhitung untung rugi sebelum bertindak. Jika masalahnya sepele, haruskah beradu argumen secara keras?

Di sisi lain kita tidak tahu situasi kejiwaan orang yang diajak berseteru. Banyak kejadian tragis sampai terjadi pembunuhan disebabkan kejadian sepele. Di sini ego mengalahkan akal sehat.

“Cerdas ala bikers itu pertama tahu persis handling motor. Ini mengurangi potensi celaka dan senggolan. Kedua, rendah hati dan selalu punya state of mind yang baik terutama positif thinking dengan lingkungan sekitar,” jelas Shahrul ‘Gogon’ Sah, senior Classic Bikers Batavia.

Positif thingking mungkin menjadi kunci utama. Saat melakukan aktivitas kita ingin selamat ke tempat tujuan. Dalam perjalanan, segalanya bisa terjadi dan mental harus siap menerima itu. Dengan begitu bikers akan tetap cermat dan santun dalam bertindak.

SEPULUH HAL YANG PATUT DICERMATI

1. Selalu meningkatkan skill dalam menguasai motor
2. Paham betul bahwa jalanan bukanlah ajang konfrontasi
3. Paham bahwa negara ini adalah negara hukum
4. Membiarkan aparat berwenang menangangani jika terjadi konflik
5. Berusaha keras mengendalikan diri dalam situasi paling tidak menyenangkan sekalipun
6. Selalu menerapkan positif thinking dalam segala situasi
7. Selalu berhitung untung dan rugi sebelum melakukan tindakan
8. Tetap mengasah hati nurani agar bisa berempati pada orang lain
9. Sadar tujuan sebenarnya saat melakukan perjalanan
10. Memiliki prinsip bahwa semua pengguna jalan memiliki hak dan kewajiban sama

Sumber: Motor Plus

Thursday, August 13, 2009

Proyek Rame-Rame

Karena sejak kecil sudah biasa melihat moge seperti Honda Gold Wing dan Harley-Davidson milik ayahnya, Riandanu pengin sesekali juga memilikinya. Tapi berhubung masih 13 tahun, sang ayah lebih memilih membelikannya skubek. Namun agar mimpinya tadi sedikit mendekati kenyataan, modifikasi untuk Honda Vario ini mengambil tema moge turing.

"Mimpinya ingin punya skubek yang bergaya low rider seperti tren sekarang tapi mengarah ke gaya turing," kata Rian, panggilan akrabnya.

Berhubung di Medan, Sumatera Utara dirasa belum ada modifikator yang bisa memenuhi hasratnya, pengerjaan diserahkan pada Antonius Chandra dari Ton's Chrome.

"Sempat bingung juga dengan pesanan low rider tapi buat turing," kata Anton saat di awal pengerjaan. Pasalnya selama ini jika low rider pasti umumnya motor terlihat ceper. Nah, karena mendapat perintah seperti itu, meskipun roda belakang molor 20 cm tapi bodi motor tidak dibuat turun. Setingan pada sok belakang yang menggunakan punya Jupiter MX 135 tetap dibuat tinggi seperti aslinya.

Hal yang paling beda bisa dilihat pada desain pelek. Menggunakan ukuran yang sama depan dan belakang yaitu 5 x 14 inci serta memiliki model layaknya moge. "Prinsipnya model monoblok tapi di bagian tengahnya diberi lubang. Ini susah karena banyak yang dicustom, bukan kayak pelek lebar biasa di skubek itu," bangga builder gondrong ini. Apalagi ditambah finishing krom, keren.

Sementara itu pada bodi tidak terlalu banyak permainan ubahan. Hanya dicat putih supaya terlihat besar. "Full putih agar dapat efek besar, sebab nggak pakai bodi kit segala," kata Harry Kodok dari bengkel cat MJM di kawasan Bates Ciledug yang melakukan pengecatan.

Biar semakin turing, makanya juga dipasangkan windshield dan boks bagasi full set dari merek Givi.

PROYEK
RAME-RAME

Untuk mendapatkan hasil maksimal, Rian yang meskipun ada di Medan meminta jasa tiga modifikator top untuk ubahan skubeknya ini. Selain Ton's Chrome untuk kaki-kaki, Topo Goedhel Atmodjo dari Tauco Custom (TC) juga ikut terlibat. Juga ada Harry Kodok dari bengkel cat MJM untuk memberikan kelir putih dari Spies Hecker di seluruh bodi.

TC mengambil peran dalam penyelesaian beberapa finishing. Seperti pemasangan boks, windshiled serta mesin. "Pokoknya agar semua keinginan Rian terwujud, sebab sebenarnya rada unik juga sih low rider pakai windshield dan boks begini," kekeh Topo. Namun dengan keseriusan tiga modifikator tadi motor ini siap dikirim kembali ke Medan dan tentunya akan menjadi ikon di sana.















DATA MODIFIKASI

Pelek : Custom 5 x 14 inci
Ban depan : Deli Tire 140/60-14
Ban belakang : Deli Tire 140/70-14
Sok belakang : Jupiter MX
Sok depan : Yoshimura
Windshield : Givi
Boks bagasi : Givi
Jok : Custom
Disc depan : Kawahara
Knalpot : Password
Lampu rotator : Variasi

Monday, August 10, 2009

Honda Vario Techno

Skutik Vario Techno merupakan andalan terbaru Honda untuk memperkuat line-up Honda bersaing dengan kompetitor utamanya, yaitu Yamaha, yang mengandalkan Mio. Di segmen ini, Mio telah menjadi generik untuk skuter otomatik di Indonesia.
“Kami akui itu. Konsumen kalau mencari skutik Honda menyebutnya, Mio Honda,” cerita Sigit Kumala, Senior General Manager Pemasaran dan Pengembangan Produk dari Astra Honda Motor (AHM) setelah event peluncuran Varia Techno plus dua skutik Honda lain dengan penampilan yang disegarkan, yaitu Vario Absolut Matic dan Beat.
Harga. Penampilan Vario Techno cukup menarik dan lebih dinamis dibandingkan dengan saudara dekatnya, Vario Absolut Matic.
Namun, yang masih dikeluhkan wartawan saat peluncuran adalah harganya yang terlampau mahal, Rp 15.500.000.
Sampai muncul pertanyaan, “Kalau begini tak mungkin Honda mengalahkan Yamaha di segmen skutik.”
Kendati demikian, AHM punya alasan sendiri. “Harga tersebut karena adanya tambahan teknologi terbaru pada Vario ini, yaitu combi brake,” ujar Julius Aslan, Direktur Pemasaran AHM, dan kemudian diperkuat oleh Presdirnya, Miki Yamamoto.
Selain penampilan, Vario Techno mengandalkan combi brake, yaitu teknologi yang memudahkan pengendara mengoperasikan rem dengan kinerja yang lebih baik. Hanya dengan menarik tuas rem belakang (kiri) lebih dalam, maka kedua rem pada roda, depan dan belakang, akan beroperasi secara bersamaan. Kendati demikian, skutik ini tetap dilengkapi dengan rem depan yang dioperasikan oleh tuas berada di sisi kanan. Kedua rem bisa diaktifkan secara bersamaan.
Nah, pada skutik Honda lainnya, baik Vario lama yang sekarang menjadi Vario Absolut Matic dan Beat, combi brake tidak ada. Perbedaan harga antara Vario Absolut Matic dengan Techno mencapai Rp 650.000.
Penampilan. Untuk mesin, tidak ada perubahan atau perbedaannya dengan Vario Absolut. Bahkan dimensi pun tidak berbeda jauh (lihat tabel spesifikasi). Namun, yang pasti, dari depan, perubahan yang cukup mencolok adalah tameng atau tudung depan plus lampu besar, penempatan lampu sein dan tameng samping depan.
Seperti sebelumnya, Vario Techno juga menggunakan dua lampu depan. Namun, modelnya berbeda. Lampu Techno lebih sipit. Honda menyebutnya dengan “dual keen-eyes headlight”. Lampu sein berada di atas lampu besar. Di atas lampu besar dibentuk tameng dengan bentuk mirip dengan paruh buruh. Desain tameng samping depan juga berbeda.
Belakang. Lampu belakang menyatu dengan bodi, desain tajam seperti ekor itik untuk memberi kesan sporty. Lampu menggunakan tutup transparan sehingga bola lampu di dalamnya kelihatan.
Panel instrumen atau indikator baru dan dilengkapi dengan indikator lampu sein buat kanan dan kiri. Ukuran lebih besar dan di depan tengah diberi pelindung.
Juga ada tambahan pengaman pada kunci kontak, yaitu magnet otomatik yang disebut juga “auto secure key shutter”. Tutupnya dilengkapi dengan penerangan dari fosfor agar mudah melihatnya di kegelapan.