
"Sengaja saya pakaikan itu supaya tampilan menjadi sangat ekstrem. Apalagi pelek VFR juga sangat lebar," kata Agus Salim, pemilik sekaligus yang jadi builder. Untuk telapak pelek di roda belakang aja, lebar lingkar roda itu sudah mencapai 6 inci. Sedang depan 3,5 inci. Agar terlihat menyolok sebagai item yang paling dijagokan, maka palang pelek belakang diberi kelir merah. "Biar orang makin ngeh dengan adanya barang langka ini," bangga Agus.

Tentu saja untuk memasangnya ke rangka Scorpio tidaklah semudah membalikan telapak tangan. "Kesulitannya saat memasangkan bagian depan arm ke rangka. Lebar arm yang 29 cm jauh melebihi tempat yang bisa dijejalkan ke Scorpio, sehingga bagian rangka dibuat lebih ngangkang," lanjut ayah satu anak ini.
Jurus unik dilakukan dalam pemasangan sok belakang. Jika biasanya monosok itu berdiri atau vertikal, Agus membuatnya rebah dan diposisikan di bawah mesin. Monosok ini pakai punya Yamaha R1. "Hanya sekadar eksperimen yang pasti bikin penasaran orang," lanjut pria yang juga karyawan perusahaan kayu ini.

"Awalnya sempat ingin pakai sok VFR tapi terlalu panjang dan terlihat aneh," beber pemilik bengkel Sukses Motor yang bermarkas di Jl. Siam, No. 138, Pontianak ini. Selain masalah ukuran, milik R1 ini juga punya keunggulan di soal daya redam yang lebih empuk karena gas nitrogen.
Selain itu punya R1 ada beberapa tingkat penyetelan setinggan kekerasannya. Tapi saat monosok rebah ini baru dipakai jalan 6 km terjadi masalah serius. Pegangan bagian atas atau depan patah. "Untung gak celaka," kenang pria ramah ini.
Karena beban kerjanya terlalu berat, breket bagian depan sempat patah. "Untuk menahan kerjanya, braket depan itu harus menggunakan pipa padat, bukan kosong," lanjut pria yang juga aktif di komunitas Kawasaki Ninja, Pontianak ini. Awalnya doi hanya pakai pipa kosong biasa. Akhirnya digunakan besi padat ukuran 3/4 inci dan terbukti kuat dibawa jalan.

Sementara itu untuk kaki depan, Agus menggunakan sok depan komplet segitiga dan setang cabutan dari Suzuki Hayabusa 1.300. "Karena dimensi, selain itu bentuk setang juga sporty banget," lanjutnya. Dengan begitu diyakini bisa mengimbangi komponen yang serba besar di bagian kaki belakang tadi.
Pada bagian mesin tidak dilakukan ubahan berarti. Alasan pemasangan oil cooler yang cabutan dari Yamaha XJR lebih karena tujuan fashion semata. "Supaya bagian di sekitar mesin juga terlihat besar dan penuh," tambah pria yang juga pedege limbah moge ini.
Begitu juga halnya pemilihan karburator PWK 38 dari KTM 400. "Sebab jeroan mesin sendiri masih standar, jadi ya buat tampilan aja deh," kekehnya malu-malu.
Bodi pun enggak kalah heboh dengan airbrush lidah api dari Tomi Airbrush. Sedangkan jok single sitternya merupakan variasi Ninja 250R.
LAMPU MENGODA

Di bagian kaki semuanya serba besar ditambah hebohnya airbrush api. Nah, untuk membuat bagian depan ada yang cukup menggoda, dipasang head lamp unik dengan menggunakan lampu LED. Modelnya sendiri mengambil inspirasi dari lampu variasi Suzuki Hayabusa.
"Ada sekitar 80 lampu LED yang ditanam di papan PCB, dengan tampilan begini bodi dan kaki sangar tapi matanya genit," cuap Agus.
Sinar dari lampu sebanyak itu diyakini sudah cukup untuk menembus malam. Begitu juga halnya untuk lampu belakang. Dengan desain sipit dan LED diyakini sudah cukup memberi tanda jika dilakukan pengereman. Sayang baik di depan maupun belakang enggak ditemukan lampu sein, jadi unsur safety ridingnya masih kurang bro!
DATA MODIFIKASI
Pelek : Honda VFR 800
Ban depan : Michelin 120/60-17
Ban belakang : Michelin 190/55-17
Sok depan : Suzuki Hayabusa 1300
Sok belakang : Yamaha R1
Setang : Suzuki Hayabusa 1300
Karburator : PWK 38
Oil cooler : Yamaha XJR
Silencer : Kawasaki ZX7
Single sitter : Kawasaki Ninja 250R
Sukses Motor : 0812-5757-222
Sumber: Motor Plus
top abiss bro g suka gaya lo!!!!
ReplyDelete